Pengertian Pemuda
Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum, red), akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian, seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran. Kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang akan menggantikan para
generasi-generasi terdahulu. Keamanan, kesejahtraan dan ketentraman negara
sekarang ada di pundak para generasi muda. Namun para pemuda menganggap ini
adalah merupakan beban moral yang harus mereka tanggung. Selain memikul beban
tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan
remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi,
masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali
pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di
luar nilai tersebut. Selain masalah-masalah yang telah di jelaskan tadi
ternyata masih ada lagi masalah yang di alami para pemuda-pemuda indonesia
yaitu adalah munculnya jurang pemisah antara generasi muda dengan generasi tua
merupakan akibat dari benturan dua kebudayaan yaitu tradisional dan modern. Dimana
budaya tradisional itu di anut oleh generasi tua yang terdahulu dan budaya
modern di kembangkan oleh generasi muda yang telah tercium arus globalisasi dengan tujuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan yang lebih baik dari generasi orang tua.
Perkembangan dengan tidak adanya kematangan/kedewasaan mental dan arahyang
baik maka dapat menimbulkan masalah seperti pada penyalahgunaan telephon
genggam (mobile phone) atau sering juga disebut HP, dengan adanya
pembaharuan-pembaharuan dari alat komunikasi ini menjadikan fungsi HPmenjadi
barang prestise dalam pergaulan anak muda jika tidak menggunakan HP model baru
dapat dikatakan “kuno” atau “ketinggalan jaman”. Selain itu semakin canggihnya
fungsi HP yang dapat digunakan mengambil foto dan merekam gambar yang bergerak
sering kali dipersalah gunakan untuk merekam gambar dan film porno. Orang tua
mempunyai kebiasaan dalam mendidik anak yaitu dengan menurunkan nilai-nilai
budaya dan penerusan kebiasaan mereka.
Saat ini pemuda sering kali mengambil langkah sendiri dalam menjalani
hidupnya tanpa menghiraukan pendidikan yang diberikan orang tuanya. Hal ini
dikarenakan adanya anggapan dari pemuda bahwa apa yang diberikan oleh orang tua
adalah suatu hal yang kuno. Adanya perbedaan situasi kehidupan dan banyaknya
perubahan-perubahan yang terjadi memposisikan pendidikan yang diberikan orang
tua sudah ketinggalan jaman. Selain itu lebih tingginya pendidikan anak dari
orang tuamemberikan keyakinan bahwa anak dapat memutuskan jalan hidupnya
sendiri karena mereka merasalebihmengerti dan tahu bagaimana menjalani hidupnya
sendiri. Permasalahan ini adalah pemasalahan generasi yang merupakan suatu masalah
masyarakat yang di kenal sejak dulu kala. Yang dipermasalahkan adalah
nilai-nilai masyarakat. Bagaimana serasi atau kurang serasi hubungan ini akan
tampak dalam saat-saat kritis.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan
kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian, bagaimana penyelesaian masalah itu
sendiri juga mencerminkan kebudayaan masyarakat itu. Permasalahan ini menurut
para ahli paedagogi sosial bahwa masalah antar generasi tidak terdapat di
masyarakat tradisional. Dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi merupakan
suatu masalah modern. Adapun inti pokok adalah bahwa dalam masyarakat sistem
tertutup/tradisional, pembinaan dan proses pendewasaan terjadi secara kontinyu,
di awasi oleh sosial kontrol masyarakat.
Secara kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian
jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati, kesenangan, sex
bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan refleksi kelebihan energi
yang bermuatan negative. Selama ini pemuda merupakan obyek dan bukan subjek
bagi pembangunan. Sehingga hanya sebagai penonton dan penikmat hasil dari
pembangunan. Hal ini terjadi karena ketidak percayaan generasi tua terhadap
generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu
sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal
itu dapat mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk
melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri
pemuda. Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta
melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum merupakan suatu cara
mereka dalam menyalurkan energy. Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika
generasi muda yang berikutnya akan demikian. Sikap imitasi/meniru
prilaku dari orang lain merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga memiliki
peran yang cukup besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang
berbeda dalam membentuk kepribadian anak.
Misal seorang anak yang tinggal di lingkungan sekolah pasti memiliki
kepribadian yang berbeda dengan anak yang tinggal dilingkungan pasar. Setiap
individu dalam berinteraksi selalu melibatkan individu lain baik yang
berkelompok maupun tidak. Dalam hubugannya individu dapat mengubah, memperbaiki
bahkan merusak eksistensi suatu kelompok/lingkungan demikian juga sebaliknya
kelompok/lingkungan juga dapat mengubah dan merusak individu sebagai akibat
perusakan individu terhadap lingkungannya. Dengan demikian perspektif
masyarakat mengenai pemasalahan-permasalahan pemuda juga harus dilihat dari
kaca mata yang berbeda pula. Perilaku yang menyimpang belum tentu karena adanya
keinginan dari dalam pemuda itu sendiri melinkan lingkungan yang dibentuk oleh
generasi terdahulu juga berpotensi memicu tindakan yang menyimpang oleh pemuda.
Keseimbangan antara manusia dan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang
dinamis, suatu interaksi yang bergerak. Arah itu sendiri mungkin ke arah
kehancuran atau perbaikkan.
Hal itu tergantug pada tingkat pengelolaan manusia terhadap lingkungannya,
baik potensi manusiawi maupun potensi fisik yang ekonomis. Jurang pemisah antar
golongan akan musnah jika kita memandang semua golongan itu sebagai totalitas
(orang tua, pemuda, anak-anak). Dengan demikian tidak ada pertentangan antara
pemuda, orang dewasa (generasi tua) dan anak-anak, secara fundamental. Tidak
ada generasi yang menganggap dirinya pelindung generasi sekarang atau yang akan
datang. Semuanya bertanggung jawab atas keselamatan kesejahteraan, kelangsungan
generasi sekarang dan yang akan dating.Kalaupun perbedaan dalam kematangan
befikir, dalam menghayati makna hidup dan kehidupan ini semata-mata disebabkan
oleh tingkat kedewasaannya saja. Melainkan perbedaan antara kelompok-kelompok
yang ada, antara generasi tua dan generasi muda misalnya, hanya terletak pada
derajat dan ruang lingkup tanggung jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar